"Sayang.... jangan lari-lari dong nanti kalau jatoh gimana?" kata Azka menatap zya dengan pandangan tajam.
"Aku kangen banget udah lama gak kepantai tanjung tinggi, lihat batu-batu besar indah banget kan." kata zyya yang bukanya takut karena dimarahi suami malah tersenyum merasakan hembusan angin pantai yang menerpanya.
"Tapi jalannya pelan-pelan aja sayang batunya licin nanti kalau ke pelesatkan bahaya!" kata Azka dengan nada tegas tapi lembut.
"Hehehehe... maaf ya Abang sayang....., Zya terlalu bahagia sampai melupakan bahwa batu yang terkena air disini emang agak licin dan bahkan ada yang tajam." kata Zya merasa bersalah.
"Iya gak papa jangan lari-lari lagi jalan biasa aja ya, Yuk kita foto-foto di dekat batu besar yang tinggi itu." kata Azka sedikit narsis.
"Ayuk.....," kata Zya dengan semangat. Mereka sibuk berfoto dengan berbagai macam pose, dari pose Zya menunduk membenarkan hirab dan Azka menatap Zya dengan kagum, sampai foto Zya yang kaget karna suamiya itu mencium pipi didepan orang ramai dan mengabadikan nya kedalam foto juga.
"Oh iya yang besok kan acaranya Universery ayah bunda yang ke 20 tahun kata Zya, aku belum beli pakaian baru untuk kita, kayak yang ada di lemari penginapan yang dibawa cuman pakaian santai aja apa kita nanti sore beli baju dulu ya bang baju couple gitu biar keliatan lebih romantis." kata Zya yang dengan antusias yang tinggi.
"Sebenarnya sih aku udah ada mesanin baju couple untuk acara Universery ayah bunda, bahkan sebeleh Kita berangkat kesini sayang, mungkin nanti paketan baju couple kita datang. tapi kalo kamu mau pesan lagi juga gak papa kok sayang bajunya kan bisa dipakai lagi nanti diacara yang lain." kata Azka sambil membenarkan jilbab Zya yang sedikit berantakan karna tertiup angin.
"Gak usah beli lagi Abang, kalo Abang udah pesen kita pakai pakaian yang Abang pilihkan aja. Nanti kan aku bisa gunain waktu aku untuk tidur cantik aja daripada capek-capek memilih baju." kata Zya dengan tersenyum menatap wajah suamiya itu. Zya pun lalu berjalan kearah penjual kelapa.
"Bang kayaknya kalau minum es kelapa itu sabar deh, apalagi kalau minum es kelapa itu sama es krim vanila kayaknya seger banget deh." kata Zya yang mengkode suaminya agar dibelikan es krim dan kelapa muda.
"Tapi sayang persediaan es krim vanila kita di kulkas kan udah abis terus cari es krim vanila nya ke mana dong aku kan nggak hafal wilayah sini?" kata Azka yang sedikit bingung lagi pula kan es krim kesukaan istrinya itu coklat bukan vanila kenapa dari kemaren istrinya sangat menyukai es krim vanila secara tiba-tiba, hal itu membuat Azka menjadi bingung.
"Aku nggak mau tahu, pokoknya Abang harus nyariin aku es krimnya sekarang! kalau nggak aku marah dan es krimnya harus vanila nggak boleh ada campuran lain." kata Zya sambil menunjukkan muka kesalnya karena permintaannya akan es krim vanila ditolak oleh suaminya itu.
"Iya sayang kamu tunggu bentar ya di sini , jangan kemana-mana Nacy kamu jagain istri saya dengan baik ya langsung hubungi saya jika terjadi sesuatu yang diluar dugaan." kata Azka berkata dengan lembut kepada istrinya dan meminta Nacy menjaga istrinya dengan tegas. Zya hanya mengangguk-anggukan kepalanya pertanda bahwa dia menyetujui perkataan dari Azka.
"Baik Tuan." kata Nacy dengan formal.
"Kalian berdua ikut aku." kata Azka sambil memandang ke arah Roy dan Kelvin.
"Baik tuan". jawab Roy dan kelvin dengan kompak.
Di tempat lain Muzza dan Kania sedang berada di dalam perjalanan untuk menuju tempat pensil mereka akan menginap sementara di penginapan Tanjung tinggi letaknya dekat dengan pantai mereka berdua merencanakan akan datang di hari anniversary orang tua kan nya di hari esok dan pantai itu dekat dengan lokasi mu gimana orang tua Kania akan melangsungkan acara anniversary mereka.
"Kania Sayang bangun kita udah sampai nih." kata Muzza sambil menepuk-nepuk pelan pipi Kania yang sedang terlelap itu.
Karena kania tidak kunjung bangun Muzza memutuskan untuk menggendongnya sampai ke penggunaan mereka memesan 2 kamar di penginapan dengan kamar yang bersebelahan karna mereka masih belum sah jadi mereka tidak tidur satu kamar. Di rumah pun mereka tidur di kamar yang bersebelahan juga. Muzza yang menunjukkan sifat positifnya dengan menutupi wajah Kania dengan menggunakan jaketnya sehingga tidak ada yang memperhatikan tunangan cantiknya itu dengan tatapan lapar.
"Kita udah sampai ya aku ngantuk banget tadi, maaf ya kamu pasti keberatan kan tadi habis gendong aku Aku kan gendut." kata Kania yang yang kurang enak pada Muzza.
"Gendut dari mana kurus kayak gitu dibilang gendut, kamu tuh malah harus banyak-banyak makan sayang biar nanti gaunnya nggak melorot karena badanmu yang kecil itu." Kata Muzza kepada calon istrinya itu.
"Enak aja bilang aku kurus aku ini langsing bukan kurus sekarang aku menjadi sedikit gendut semenjak mengenal kamu. Kamu selalu memberikan aku banyak makanan yang enak-enak jadinya aku makanya banyak lihat-lihat ya sekarang badan aku udah ngembang kayak bakpao." kata Kania sambil menatap Muzza dan memegang kedua pipinya.
"Oh iya aku belom shalat asar, aku tinggal salat ashar dulu ya sayang ke sebelah." kata Muzza yang menunjuk letak kamarnya.
"Iya" jawab Kania sambil mengucap ngecek mata, setelah merasa matanya sedikit segar dan kantuk berkurang karena memutuskan untuk salat ashar juga di kamar penginapannya sendiri.
Selesai shalat ashar dan ia memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar pantai sendirian karena sibuk dengan sedikit urusan dan dan kami tidak ingin mengganggunya Dia memutuskan untuk jalan-jalan di pantai sendirian kami rasanya pernah jalan-jalan di pantai ini dulu tapi ingatan di kepalanya sedikit tidak jelas.
"Itu ada yang jualan es kelapa kayaknya seger banget deh mau beli tapi kayaknya aku nggak punya uang, Kau wanita yang berhijab itu mukanya mirip banget ya ama aku bedanya cuman bola matanya yang berwarna coklat madu." Kata Kania yang melihat perempuan cantik dengan balutan hijab yang berwajah sama dengannya. karena merasa penasaran kan ia pun mendekati perempuan itu.
Gandis itu terus memandang perempuan yang mirip dengannya itu. Namun perempuan berhijab itu sedang sibuk dengan es kelapa yang ada dihadapannya perempuan itu seperti nya telah menghabiskan 2 buah kelapa dan di depannya itu adalah es kelapa yang ketiga. Kania hanya memandang wanita itu dengan pandangan aneh bagaimana bisa perempuan bertubuh kecil itu hampir menghabiskan 3 buah kelapa muda sendiri dan tiba-tiba sekilas bayangan muncul diotaknya tentang kedua anak kecil perempuan yang tengah asih memakan es kelapa yang disuapi oleh ayah mereka, tapi kemudian bayangan itu menghitam dan Kania tidak sadarkan diri.
"Sayang, maafkan aku yang terlalu sibuk sampai membuat kamu jalan-jalan sendirian. bangun sayang... bangunlah." kata Muzza yang datang disaat yang tepat sebelum Kania jatoh ketanah karna pingsan, Muzza menepuk pipi Kania dengan pelan. Karena tidak kunjung membuka mata, Muzza langsung mengendong Kania dan pergi dari tempat itu menuju penginapan mereka tanpa sempat melihat sekitar.