Sebelumnya aku telah membicarakan ini pada semuanya untuk menggunakan sihir 'duplicate body' untuk membuat pengalihan agar mereka semua berfikir bahwa rencana awal lah yang akan digunakan. Lalu para duplikat itu melakukan rencana A dan B kami telah mengetahui hasilnya dan pasti mereka akan dibunuh, lalu semua warga sipil akan mendekati para duplikat itu dan membuat balai kota sepi. Dan saat itulah aku akan menggunakan sihir 'Room' jadi ini akan membuat para warga sipil tidak terlibat. "baiklah semuanya telah berjalan sesuai rencana!!!" ucapku dengan lantang di depan para penjaga gerbang balai kota "hah!, tunggu bukankah kau sudah dibunuh tadi?" ucap para penjaga. "Room!" rapalku dengan lantang, lalu terlihat sebuah penghalang seperti kaca berwarna hitam yang menutupi wilayah sekitaran balai kota "tu-tunggu apa yang kau lakukan?" ucap penjaga 1, "bukan apa-apa aku disini hanya melaksakan tugas yang harus kulakukan" jawabku "oh kuperingatkan satu hal" ucapku "a-apa itu" ucap penjaga 2 "kalian semua tidak akan bisa keluar dari sini dan kalian akan mati" lanjutku "e-eh" ucap para penjaga gemetaran "dan kalian hanya memiliki satu kesempatan untuk hidup"ucapku lagi "a-apa itu"tanya mereka "kalian harus melewati temanku dan kemudian membunuhku"ucapku "membunuh katamu" ucap semua penjaga. Lalu ada seorang penjaga yang lari menuju ke arahku dengan mengarahkan pedang padaku "heh, Lily ini saatnya bagian mu"teriakku pada Lily yang masih bersembunyi menggunakan sihir 'change form' "hah? Bukankah ini masih terlalu awal?" ucapnya "yaa, tidak apa-apa lagian kau belum melakukan apa-apa hari ini kan?" tanyaku dengan nada polos "yeah, baiklah" jawabnya "switch position"ucapku, Lily kemudian menghunuskan pedangnya dan penjaga itu telah menyerang Lily duluan tapi pedangnya malah terhempas lagi "apa kau barusan menyerangku?" tanya Lily pada penjaga itu "saya yang barusan melindungi anda tuan Lily" ucap Tella yang melakukan perubahan wujud di samping Lily "oh, terima kasih Tella" ucap Lily "sama-sama nona" jawab Tella "ya, sekarang saatnya"ucap Lily dengan nada polos dan menghunuskan pedangnya dan kepala penjaga itu terpisah dari tubuhnya, para penjaga lain pun lari berhamburan dan bersembunyi "takkan kubiarkan, Tella"ucap Lily "baiklah nona" jawab Tella, mereka kemudian berlari dan membantai semua penjaga yang ada di luar bangunan dalam 5 menit. "hei, Albert aku telah membersihkan mereka semua dalam waktu yang t'lah ditentukan" ucap Lily padaku "eeh? Bukannya kusuruh untuk kau lakukan 3 menit saja"ucapku dengan nada sedikit mengejek, lalu Lily menghantam kepala ku dengan tangannya dan membuat kepalaku sedikit benjol, "a-aduh, aku hanya bercanda jangan anggap serius" ucapku "kau yang mulai duluan" jawab Lily "iya iya, lagian waktunya masih pas"ucapku "di dalam sana aku yakin ada banyak penjaga, aku akan langsung menuju ke ruang Wali Kota dan kau hadapi sisanya"lanjutku "iya iya, bawel kau" ucap Lily. Lalu kami bertiga masuk ke dalam, dan benar apa kataku tadi para penjaga telah menyiapkan kuda-kuda dengan gemetaran saat kita membuka pintu "Lily kumohon" ucapku "baiklah, Tella ayo" jawab Lily "baik nona" jawab Tella "teleport" rapalku, kemudian aku berpindah tempat menuju lorong tempat ruangan Wali Kota dan berjalan menuju ke sana dengan santai, dan aku berada di depan pintunya dan membukanya perlahan. Terlihat semua barang tertata rapi dan ada seseorang yang duduk di meja yang ada tepat di depanku dan beberapa penjag yang terlihat kuat di sekelilingnya 'hanya lima orang?' ucapku dalam hati "baiklah, kalian tidak akan menyerangku?"tanyaku mereka hanya berdiri dengan tegap "oh baiklah tidak ada?(sambil menghampiri meja), jadi apa maumu?" tanyaku pada wali kota "hmmm, sepertinya kau tidak bisa diajak santai" jawab wali kota "oh, jadi itu mau mu baiklah jika kau ingin dengan cara santai, ada satu syarat" ucapku "hmm? Apa itu?" tanya dia "izinkan aku membunuh satu penjaga mu itu" tanya ku, terlihat para penjaga itu hanya diam tanpa gerak sedikitpun "oh, hanya itu?" ucap dia "hei kau, korbankan nyawamu" suruh wali kota lalu orang yang ditunjuk pun maju seperti menyerahkan hidupnya, aku pun merapalkan mantra "Real Death" dan penjaga itu seketika mati, dan percakapan santai dimulai.