Cemas melihat Wei Qing yang hampir kewalahan menghadapi kedua preman itu, Zhou Shi pun segera bertindak untuk menyelamatkannya. Dia melempar si preman satu, menendang nya, lalu mematahkan tongkat kayunya jadi dua dengan mudah.
Saat dia melihat si preman dua hendak mengayunkan tongkatnya ke Wei Qing, Zhou Shi sontak menggunakan tangannya untuk melindunginya sehingga pukulan itu mengenai sikunya.
Dia jadi kehilangan keseimbangan gara-gara itu dan jadilah dia roboh ke atas Wei Qing di sofa. Untung saja mereka cepat terselamatkan berkat direktur yang datang dengan membawa rombongan sekuriti.
Wei Qing mencemaskan Zhou Shi, apa dia baik-baik saja? Zhou Shi bilang iya, tapi saat dia mau beranjak bangkit, ternyata kakinya keseleo. Direktur bar itu langsung menyuruh Wei Qing untuk membawa Zhou Shi ke rumah sakit. Wei Qing pun langsung menggendong Zhou Shi dan membawanya ke rumah sakit.
Tapi dia lebay banget sampai menaruh Zhou Shi di ruang isolasi bak pasien penyakit menular. Wkwkwk! 😂
Dokter memberitahunya kalau dia baik-baik saja dan hanya keseleo di kaki dan terluka di tangan. Dia juga menyarankan Zhou Shi untuk makan lebih banyak daging dan sup tulang untuk membantu penyembuhannya lebih cepat.
Tapi begitu dokter pergi, Wei Qing malah ngotot menyuruh Zhou Shi untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Zhou Shi sontak protes tak setuju, kan cuma siku dan kakinya saja yang luka. Orang mungkin bakalan berpikir kalau dia menderita penyakit serius.
Tapi Wei Qing terus saja bersikeras memaksanya, mumpung ada di rumah sakit, jadi sekalian saja Zhou Shi memeriksakan kesehatannya secara menyeluruh. Kesempatan ini belum tentu datang lagi. Kalau sampai terjadi apa-apa di masa depan nanti, dia tidak mau tahu.
"Aku mau tanya. Kan cuma sikuku yang luka, kenapa kau menempatkanku di ruang isolasi?"
Tentu saja karena Wei Qing tidak mau berada di ruang rawat biasa dan bergaul bersama dengan pasien lain yang menderita entah penyakit apa saja.
"Kau kan tidak perlu datang kemari."
"Kau pikir aku mau datang kemari? Kalau saja bukan karena..."
Tapi Wei Qing dengan cepat menahan dirinya dan ganti topik mengomeli Zhou Shi karena sok jago membantunya melawan kedua preman itu. Dia pikir dia itu siapa dan punya hak apa untuk ikut campur? Memangnya dia pernah minta atau memohon bantuan Zhou Shi? Ngapain coba Zhou Shi membantu melindunginya dari pukulan itu? Apa tujuannya melakukan itu?
"Aku cuma... ingin membantu. Memangnya ada alasan apa lagi? Masa aku harus diam saja melihat orang-orang memukulimu dan tidak membantu?"
"Aku tidak suka berhutang pada orang lain. Aku tidak punya banyak uang tunai sekarang, ambil saja uang ini dulu." Ujar Wei Qing sambil menyodorkan beberapa lembar uang pada Zhou Shi.
Zhou Shi katakan saja detil rekening banknya, nanti dia akan menyuruh asistennya untuk mentransfer uang untuk Zhou Shi.
Tersinggung, Zhou Shi sontak menolaknya. Siapa yang mau uang? Tubuhnya jauh lebih berharga daripada emas, bagaimana mungkin dia menggunakan ini sebagai awal karir?
Wei Qing tak percaya mendengarnya. Baiklah, kalau begitu katakan saja apa yang Zhou Shi inginkan? Apa saja asalkan bisa diselesaikan dalam kurun waktu yang singkat. Kalau Zhou Shi tidak mau bilang, dia pergi saja.
"Dasar Drama Queen. Kalau begitu... bagaimana kalau membantuku masuk program S2."
"Itu butuh waktu setidaknya satu tahun. Apa kau tidak mengerti arti dari 'dalam kurun waktu yang singkat'?"
"Kalau begitu... lulusin modul Teori Seni-ku?"
"Cuma itu?"
"Itu sulit, tahu! Sejarah seni dan Teori Seni itu sangat amat sulit diingat. Kalau aku bisa lulus salah satunya, aku pasti akan bersyukur pada bumi dan langit."
"Baiklah. Aku tahu sekarang."
"Maksudnya apa 'aku tahu sekarang'? Kau akan membantuku? Bagaimana kau akan membantuku?"
"Diam dan tunggu saja." Ujar Wei Qing lalu pergi.
___
Para mahasiswa sudah berkumpul di aula. Zhou Shi duduk bersama Zhang Shuai yang penasaran dengan tangannya. Perasaan kemarin tangannya Zhou Shi baik-baik saja, kenapa bisa jadi terluka begitu hanya dalam waktu semalam? Apa yang terjadi? Bagaimana bisa dia terluka?
"Berkelahi," jawab Zhou Shi dengan entengnya.
"Hah?"
"Ini bisa dianggap sebagai... menyelamatkan damsel in distress. Tidak... ini namanya sok jago karena suatu sebab."
Mendengar itu, Zhang Shuai langsung mengomel panjang lebar tentang tempat kerjanya Zhou Shi dan menyarankannya untuk cari kerja di tempat lain saja.
Tapi Zhou Shi bahkan tidak mendengarnya karena tiba-tiba ngantuk berat dan memutuskan untuk tidur, tanpa menyadari kalau acara sudah dimulai dan sang pembicara masuk ke ruang aula, dan orang itu tak lain adalah Wei Qing.Â
Zhou Shi tidur nyenyak sepanjang acara berlangsung dan baru bangun saat sang MC memberi kesempatan pada para mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan.
Beberapa mahasiswa langsung angkat tangan. Dan tepat saat itu juga, Zhou Shi tak sengaja mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi cuma untuk mulet karena ia baru saja bangun dari tidur nyenyaknya dan ingin melepas rasa ngantuknya. tapi malah dikira mau mengajukan pertanyaan ke Wei Qing. Wkwkwk!😂
Zhou Shi jelas bingung harus bagaimana, dia bahkan langsung dikasih mic. Zhang Shuai mencoba membantunya dengan memberinya contekan pertanyaan.
Tapi ada dua baris pertanyaan yang Zhou Shi lihat dan dia langsung saja memutuskan untuk mengambil pertanyaan pertama. "Kau mau makan siang apa?"
Wkwkwk!😂 Jelas saja semua orang langsung menertawainya. Wei Qing pun tersenyum geli mendengarnya. Padahal pertanyaan yang dimaksud Zhang Shuai itu pertanyaan yang baris kedua. Zhou Shi jadi malu dan langsung menutupi mukanya dengan buku.
Gara-gara insiden itu, Zhou Shi langsung dipanggil ke kantor dan dimarahi habis-habisan oleh seorang dosennya. Dia bahkan dituntut untuk meminta maaf pada Wei Qing.
"Apa kau tahu berapa banyak usaha yang kami lakukan untuk mengundang Direktur Wei sebagai profesor tamu? Dan kau malah tidur. Bahkan sekalipun kau tidak tahu terima kasih, tapi seharusnya kau tahu batas-batasanmu."
Zhou Shi kaget mendengarnya,
"Wei Qing seorang profesor? Dia bukan datang kemari untuk suatu urusan bisnis?"
"Bicara apa kau? Keluarga Wei punya reputasi di komunitas koleksi seni dan ayahnya, Wei Heng, punya prestasi di bidang lukisan cat minyak. Bahkan sekalipun dia cuma mengungkit sedikit tentang keluarganya, majalah seni edisi berikutnya pasti akan terjual ludes, tahu tidak?!"
Asal Zhou Shi tahu saja, Wei Qing bahkan punya gelas PhD dari Royal College of Arts London. "Cepat minta maaf pada Direktur Wei!"
Terpaksalah Zhou Shi harus menurut dan membungkuk pada Wei Qing. Tapi kemudian, Wei Qing mengusir Pak Dosen dengan alasan ada yang harus dia katakan pada Zhou Shi.
"Apaan posemu itu?"
"Permintaan maaf."
"Kaku sekali. Dibanding permintaan maaf, aku lebih tertarik untuk mendiskusikan tentang apa yang akan kita makan untuk makan siang."
Zhou Shi tak percaya mendengarnya. Perusahaannya Wei Qing nganggur banget yah sampai dia punya waktu untuk jadi profesor di kampus ini?
"Aku? Aku datang untuk balas budi."
"Apa?"
Bukankah semalam Zhou Shi ingin lulus ujian Teori Seni. Dia sudah melihat hasil ujian Zhou Shi dan nilainya yang paling rendah, begitupun dengan nilai Sejarah Seni-nya.Â
Dia tidak bisa menjamin yang lainnya, tapi dia bisa membimbing Zhou Shi dalam kuliah teori seni-nya dengan menjadi gurunya Zhou Shi.
"Maksudmu kau bisa membantuku lulus tes? Lalu apa yang harus kulakukan?"
Wei Qing menjawabnya dengan memberikan sebuah kertas berisi panduan beberapa topik dan buku-buku pendukungnya. Besok Zhou Shi harus melakukan presentasi powerpoint berdasarkan topik-topik itu.
"Aku nggak mau!"
"Kau tidak boleh menolaknya. Ini PR."
"Kau...!"
"Kalau kau tidak mau melakukannya, maka akan kukatakan pada Direktur tentang kau bekerja di bar." Ancam Wei Qing.
"Dasar kejam!" Tapi terpaksalah Zhou Shi akhirnya menyerah.
"Ngapain masih berdiri di sini. Perpustakaan tutup jam 5."
Zhou Shi akhirnya bergegas pergi dengan panik.
Zhou Shi menggerutu kesal sepanjang jalan dan tiba-tiba saja dia mendapat telepon dari Gao Yang yang memberitahunya tentang Fei Fei dan mangkok. Zhou Shi jelas bingung, mangkok apaan?
Gao Yang ternyata sedang menemani Fei Fei dan Qiu Jing di toko porselen antik. Dia sampai sebel melihat semua mangkok-mangkok porselen ini. Sejak semalam, Fei Fei seperti kesurupan dan membeli sembarang mangkok yang dia lihat.
Bahkan kartu kreditnya sampai hampir limit gara-gara itu. Kalau begini terus, mama-papanya bakalan membekukan kartunya. Pfft!Â
Pokoknya Zhou Shi bicaralah dengan teman baiknya itu. Gao Yang nyerah deh. Dia bahkan langsung menyelinap keluar meninggalkan pacarnya itu.
Fei Fei benar-benar galau. Dia ingin mengganti mangkoknya Ning Fei, tapi dia bingung yang mana yang paling mirip dengan mangkok yang dia pecahkan itu.
Qiu Jing yang menemaninya juga jadi sebal, mending dia cepat memutuskan. Ini mangkok ke-10 yang Fei Fei bilang mirip mangkok pecah itu. Fei Fei mau memanggil Gao Yang, tapi malah mendapati pacarnya itu sudah melarikan diri. Dasar!
Dan tepat saat itu juga, dia ditelepon Zhou Shi dan spontan membentaknya untuk tidak membeli mangkok. Tapi Fei Fei malah tidak mau.Â
"Apa kau sudah gila? Untuk apa kau membeli mangkok antik sebanyak itu? Buka toko? Pameran? Atau mau memanggil naga?"
Fei Fei tak peduli. Bahkan sekalipun tangannya terpotong besok, dia tetap harus mengalahkan si kunyuk kecil yang tinggal di lantai atas itu.
"Sedendam itu? Memangnya apa yang terjadi antara kalian berdua?"
Fei Fei sudah mau nyolot lagi, tapi Qiu Jing dengan cepat mengambil alih ponselnya dan memberitahu Zhou Shi tentang apa yang sebenarnya terjadi. Jadi begini...