"Wat … lebih sering lagi, ya …," ucap Win senang.
Wat tersenyum melepas set belt Win.
"Membantu melepas seat belt?"
"Bukan … menginap di rumah. Aku merindukanmu …."
Wat tersenyum.
Win sudah sangat mencintai Wat, bahkan ia sudah sama sekali tidak mempedulikan adanya Lin sebagai istri Wat. Karena perlakuan Lin yang begitu dingin kepadanya, membuat Win menjadikan Lin adalah rivalnya dalam memperebutkan Wat. Namun Win sepertinya tidak perlu terlalu banyak menaruh rasa khawatir, karena Wat adalah seorang gay dan pastinya ia tidak akan berpindah hati kepada Lin.
'Sekalipun itu bukan Lin … atau pria lain … aku tidak akan melepaskanmu, Wat. Tuhan terlalu baik untuk menciptakan sosok sempurna sepertimu, untukku,' batin Win, tak pernah berhenti untuk bersyukur dan mengagumi sang kekasih –Wat-.