Tok tok tok!!!
Belum juga Wat membersihkannya, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu di rumahnya.
Ia kembali berdecak. Sungguh Wat yang begitu emosian.
Ia melangkah menuju pintu utama rumahnya, meninggalkan apa yang sedang ia kerjakan saat itu. Sebenarnya, Wat sedang tidak ingin menerima tamu, siapapun itu. Namun sayangnya …
Cklek!
"Wat …."
"K—kamu?!"
"Kenapa terlihat terkejut?"
"Mengapa tidak mengabari dulu kalau ingin berkunjung? Ada anak-anakku," ujar Wat.
"Aku juga membawa Nat, mereka bisa bermain bersama."
"Hmmm … baiklah … silakan masuk. Tapi kamu bisa jalan menepi, karena aku baru saja menjatuhkan gelas dan membuatnya pecah. Aku tidak ingin kamu terluka karena menginjak pecahan belingnya," ujar Wat.
"Uuuh … sungguh suami yang baik …," ejek Win.
Wat menggelengkan kepalanya, menyeringai.
Win menurunkan Nat dan membiarkan Nat duduk di sofa, sembari memainkan boneka kuda poni yang dibawanya.