"Jika kamu mengalami kesulitan, tidak perlu segan untuk menghubungiku, ya …."
Lin mengangguk.
Wat memberikan cumbu tepat di bibir Lin, sebagai tanda rindu yang ia tunjukkan kepada sang istri.
"Boleh aku bertemu dengan Pin dan Nas?" tanya Wat.
Lin mengangguk dan terseyum.
"Silakan," ucapnya, mempersilakan Wat untuk masuk ke dalam rumahnya.
Tanpa disadari oleh Wat, Win telah mengikutinya sejak di kampus. Ia mengikuti arah pergi mobil Wat dengan taksi online yang telah dipesannya.
'Kamu tertangkap basah, Wat! Berani-beraninya kamu mengkhianatiku seperti ini?! Kamu bercumbu dengan Lin di belakangku!' batin Win menggerutu, benar-benar sangat kecewa dengan apa yang ia lihat.
Wat mendatangi Lin, sementara izinnya ingin pulang dan juga kini ia melihat Wat mencumbu Lin, dimana pengakuan dari keduanya, kalau mereka hanyalah sahabat sejak kecil.
'Sahabat mana yang bercumbu seperti itu?!' batin Win semakin geram dengan Wat.
Ia meneteskan air mata dan membiarkannya membasahi pipi.