"Aw!" rintihnya merasa kesakitan.
Lin berusaha menahannya dan membiarkan lukanya seperti itu.
Ia memilih untuk mengumpulkan pecahan beling terlebih dahulu agar tidak membuatnya terluka lagi. Lin beranjak, mengambil sapu dan pengki untuk mengambil sisa serpihannya. Setelah itu, ia bersihkan kembali dengan kain pel, karena tumpahan sisa kuah tersebut sudah menyebar di lantai dapur.
'Kenapa perasaanku tiba-tiba menjadi tidak enak, ya? Ada apa? Apa Wat baik-baik saja?'
***
Cklek!
Wat menutup pintu kamar dengan sangat perlahan, tidak ingin mengganggu.
'Sudah tidur,' batin Wat seraya tersenyum.
Ia melangkahkan kakinya menuju ke tempat tidur dan duduk di tepinya. Tangan Wat membelai lembut rambut sang istri yang sudah tertidur pulas tanpa berselimut.
Cup!
Wat memberikan kecupan di kening Lin dan segera menarik selimut untuk Lin. Tetapi tangannya berhenti untuk menarik selimut, ketika ia melihat kaki kanan Lin yang dibalut oleh perban.