Dingin … sepi … sangat menyeramkan … namun Lin memberanikan diri untuk tetap pergi menuju ke rumah sang mertua.
Ia tidak peduli lagi dengan rasa takutnya. Karena yang begitu ia khawatirkan untuk sekarang ini adalah Wat. Dimana Wat berada, ia tidak tahu.
Hampir setengah jam Lin mengayuh sepedanya menuju ke rumah sang mertua.
Namun hasilnya nol besar. Tidak ada mobil Wat terparkir di sana. Itu berarti, Wat tidak sedang berada di rumah ayahnya –Top-.
"Wat … kamu dimana?"
***
Cklek!
Wat membuka dengan perlahan pintu rumahnya.
Terdengar suara tangisan sang anak dari dalam kamar. Wat segera berlari menuju ke kamar Pin dan Nas.
Cklek!
Wat membukanya dengan kasar.
Kedua anaknya terjaga dan menangis.
"Lin tidak dengar tangisan mereka?" gerutu Wat sembari mengangkat tubuh Pin, lalu keluar dari kamar twins, meninggalkan Nas, untuk menuju ke kamarnya.
Cklek!
"Lin anak-anak nangis dan kamu ti— … Lin? Tidak ada?" gumamnya heran, tidak melihat Lin di kamarnya.