Cklek
Man dengan gercap melepas pelukannya dan mengambil pisau, lalu memotong apapun yang ada di sana.
"Aaw!!"
Nas bukan menolong Man, namun ia malah terkekeh karena Man takut akan dimarahi oleh Wat karena memeluk Nas.
Puk!
Wat menepuk bahu Man dengan tatapannya yang datar, tanpa ekspresi.
"P—paman …," sapa Man, dengan ceringainya.
"Mari kita bersihkan lukamu. Biar Nas dan Mama nya saja yang melanjutkan," pinta Wat, mengajak Man untuk pergi dari dapur.
Wat pergi mengambil kotak P3K yang ada di kamarnya dan kembali ke ruang tamu, kemudian mengajak Man untuk duduk di sofa.
Man tersenyum dan menyusulnya. Ia duduk bersebelahan dengan Wat.
"Mana yang luka?" tanya Wat, menarik pergelangan tangan Man. Ia membersihkan jari Man yang masih mengeluarkan darah segar.
Wat melirik pada Man, yang terlihat seperti tidak merasa kesakitan. Ia tersenyum, merasa kalau Man adalah lelaki yang cukup tegar.
"Tidak sakit?" tanya Wat mengujinya.