"Apa atau siapa yang mengganggu pikiranmu?" tanya Lin, sangat memahami anaknya.
"Ma … tidak ada yang mengganggu pikiranku. Hmmm hanya saja—"
"Hanya saja kamu tidak bisa melupakan Man?" tanya Lin menyela.
"Mama—"
"Nas, mama pernah muda. Dan mencintai seseorang itu tidaklah mudah. Namun disaat kita sudah yakin, ternyata orang yang kita suka tidak mencintai kita. Apa itu tidak sakit?"
"Sangat sakit, ma …."
"Kamu lebih baik melupakannya, agar tidak menjadi orang ketiga diantara Man dengan kekasihnya."
***
Nas diam ketika melihat ada sebuah kotak seperti kado di atas mejanya. Ia melirik ke seisi kelas, namun terlihat biasa saja, tidak ada yang mencurigakan.
Nas duduk dan kemudian meletakkan tasnya dengan menggantungkan di samping meja. Kini matanya tertarik dengan kado yang ada di atas mejanya, ia lagi-lagi melirik seisi kelasnya.