"Man, berikan napas buatan," pinta guru olahraga yang baru saja tiba bersama seorang murid yang menjemputnya, memberi kabar kalau Nas tenggelam.
Man mengangguk, yakin.
Ia memandang Nas dan justru membuatnya ragu.
'Aku hanya ingin menolongmu, Nas,' batin Man, kembali meyakinkan dirinya.
Man menutup hidung Nas dan menempelkan bibirnya pada bibir Nas.
***
Nas berada tepat di belakang Man, tangannya meraih tali tas Man dan menariknya, agar Man menghentikan langkahnya.
Man merasa ada yang menarik tas miliknya dan ia segera berbalik badan untuk memastikannya.
"Nas?"
"Man … a—aku hanya ingin mengucapkan—"
Man menarik bahu Nas dan mendekapnya.
Nas membesarkan matanya, ia syok namun tidak bisa berbuat apa-apa. Nas tidak ingin mengelak karena ia merasa begitu nyaman dalam dekapan Man. Bahkan tangannya yang semula mengepal, perlahan terbuka dan membalas dekapan Man.
"Man?"
"Jaga diri kamu, Nas. Aku tidak mungkin selalu ada di dekatmu," ucap Man.
Nas melipat kedua bibirnya.