"Kamu diantar dokter Chen?" tanya Mario.
Lin menggelengkan kepalanya.
"Naik bajaj?" lanjut Mario bertanya.
Lagi-lagi Lin menggelengkan kepalanya.
"Taksi?"
Lin menjawabnya lagi dengan gelengan kepala.
"Lalu?"
"Wat menjemput. Jadi aku bersamanya. Memangnya ada apa?" tanya Lin.
"Dokter Chen bilang, beliau ingin menjemputmu pagi ini. Berarti kalian tidak bertemu, ya?"
***
Lin dan Ran duduk di kursi belakang bersama. Namun Ran hanya diam, memilih untuk mengikuti kemana Lin pergi. Meski sebenarnya ia penasaran, namun ia percaya saja, kalau bukan kembali pulang ke rumahnya, pasti Lin mengajaknya untuk makan siang bersama.
Tetapi perkiraan Ran salah semua. Lin mengajaknya ke sebuah kantor lembaga hukum, pengadilan.
Lin keluar dari mobil, diikuti oleh Ran. Ran masih diam, heran melihat gedung berlantai dua yang kini ada dihadapannya. Ia sudah bisa menerka, namun ia memilih untuk mengurung pikiran buruknya. Karena bagaimanapun, kantor itu adalah tempat orang untuk mengurus …