"Pin dan Nas main dengan Papa, ya. Oma masuk ke kamar dulu," ujar Nam, sembari mengambil selimut yang ia simpan di atas sofa.
"Biar saya yang menjaga mereka, Bu," ujar Wat.
Nam berlalu menuju ke kamarnya, bersamaan dengan Lin yang keluar dari kamarnya.
Lin melangkah menghampiri Wat yang sedang bersama Pin dan Nas.
"Pin, Nas … Mama juga akan ikut bermain bersama kita," ucap Wat.
"Wat …," panggil Lin.
"Hm?"
Lin mendekat pada Wat, ia mengarahkan bibirnya pada telinga sang suami.
"Aku ingin cerai."
Lin mundur, kembali ke posisi semula. Ia memandang Wat yang terlihat seperti menahan sesuatu.
Wat membesarkan matanya, menatap Lin penuh kebencian.
"Jaga ucapanmu, Lin!" gertak Wat, dengan suara pelan.
"Aku tidak main-main," ujar Lin.
Wat mengepal kuat tangannya, ia mengatur pernapasannya dengan baik, agar emosinya dapat terkendali.
"Aku tidak bisa melanjutkan—"