Hari itu Nero bersiap-siap jauh lebih awal dari biasanya.'Inilah saatnya' ucap Nero dalam hatinya. Kini ia hanya tinggal menunggu aba-aba dari Dimiourgos untuk melaksanakan tugasnya. Hari itu, Tuannya kembali menatap Gi dengan ekspresi yang rumit. Noe, satu-satunya dimiourgia yang mendapat perkenanan Dimiourgos sudah masuk ke dalam benda besar dari batangan coklat yang sudah selelsai dibuatnya beberapa imera yang lalu, bersama dengan 7 dimiourgia yang dekat dengan Noe. Ternyata, Dimiourgos juga menyuruh makhluk-makhluk bersisik, bersayap dan makhluk lain yang ada di dalam Gi untuk juga masuk ke dalam benda besar tersebut.
Tak lama kemudian, Tuannya pun menganggukkan kepala sembari melihat ke arah Nero. Nero mengangguk hormat, dan segera melakukan tugasnya. Ia membuka seluruh sumber cairan yang terletak jauh di dalam Gi dan juga menumpahkan cairan dari Ouranos. Tidak hanya itu, Nero juga mengatur elemen cair dan menurunkan titik-titik cairan dari permukaan Gi untuk menutupinya dengan cairan. Dalam sekejap mata, Gi terlihat bagaikan bola yang hanya dipenuhi cairan semata. Para dimiourgia berkeriapan kesana kemari, mencari lokasi untuk menghindari cairan yang terus naik hingga mulai menutupi seluruh tubuh mereka, Banyak dari mereka melolong dan berteriak, namun suara mereka segera lenyap tertimpa cairan. Ada pula yang melihat bahwa benda besar yang dibuat Noe mengapung dan berusaha bergerak ke arahnya untuk meminta tolong.
"NOE!! KAU DI DALAM KAN?? TOLONG, TOLONG KAMI!! BUKAKAN PINTUNYA, TOLONGLAH!!" jerit seorang dimiourgia dengan putus asa.
Lucu sekali pemandangan itu bagi Nero. Dimiourgia yang memohon-mohon ini hanyalah salah satu dari ribuan dimiourgia yang menghina dan menertawakannya beberapa waktu yang lalu, dan kini mereka meminta pertolongan? Hah, jangan harap. Noe pasti saat ini mencibir dan balik menertawakan mereka saat ini.
"Maaf… namun aku tidak bisa membuka pintu ini." sahut Noe.
Nero heran. Maaf? Untuk apa? Itu adalah kesalahan mereka sendiri dan mereka juga pantas menerima semuanya itu. Namun Noe bahkan berpikiran untuk membantu menyelamatkan mereka? Apa sih yang dipikirkan makhluk ini? Aku tidak mengerti jalan pikirannya.
"NO…. HMMFFFGGGHHHHH" dan dimiourgia itu pun lenyap, tenggelam terbawa arus cairan yang begitu dahsyat. Seluruh dimiourgia, baik kecil maupun besar, segala makhluk yang ada di dalam Gi, tenggelam di dalam cairan dan titik-titik cair terus turun memenuhi Gi, hingga 150 imera. Seluruh makhluk kehilangan nafasnya, kecuali makhluk yang diciptakan Dimiourgos untuk hidup di dalam cairan dan makhluk yang tinggal di dalam benda besar buatan Noe. Lalu Dimiourgos pun kembali memberi tanda, dan Nero pun kembali menutup seluruh sumber cairan dari dalam Gi dan dari Ouranos. Titik-titik cair ini pun berhenti turun ke atas Gi.
"Terima kasih, Nero. Kau sudah melakukan tugasmu dengan baik." kata Dimiourgos.
"Itulah tugas hamba Tuan, sebuah kehormatan bagi hamba untuk menerima titah Tuan." jawab Nero.
"Baiklah… kini saatnya kau bekerja sama dengan Erio. Aku masih punya tugas lain untukmu. Panggillah Erio kemari." ujar Dimiourgos.
"Baik, Tuan." Nero pun melesat dari hadapan Dimiourgos.
Nero melihat seluruh teman-temannya sedang berkumpul di tempat biasanya.
"Hei Nero! Sudah selesai? Coba cerita sini, yuk duduk!" ajak Ross dengan nada cerianya seperti biasa.
Nero hanya mengangkat telapak tangannya sebagai tanda menolak dan langsung melihat Erio.
"Hei, Erio. Tuan memanggilmu. Ayo." tukas Nero tanpa basa-basi.
"Wah, apa ini?? Apakah akhirnya aku akan mendapatkan tugas spesial dari Tuan?? Yesshh!" Erio menyeringai bodoh.
Fos menatap Nero dan tersenyum penuh arti seperti biasa. Ross dan Cross hanya geleng-geleng melihat kelakuan Erio yang sedang melompat-lompat kegirangan.
"Nero, bagaimana perasaanmu saat ini?" tanya Fos.
"Huh? Aku tidak merasakan apa-apa."
"Baguslah.. Jangan kesal ya?" Fos mengedipkan sebelah matanya.
'Aku tidak suka sikap Fos yang sepertinya selalu tahu sesuatu ini,' umpat Nero dalam hati sambil mendengus pelan. Nero pun melengos kembali ke kediaman Dimiourgos dengan Erio yang masih menari-nari sambil mengikutinya.
"Kalian hutang cerita pada kami setelah selesai yaa!!" teriak Ross keras-keras. Cross kembali menepok kepala adiknya.
"KAK, LAMA-LAMA KEPALAKU GEPENG NIH!!" Ross mendelik marah ke arah kakaknya.
"Kalau begitu, kontrol suaramu. Jaga sikap. Maka aku tidak akan menggepengkan kepalamu," jawab Cross cuek.
Fos hanya tertawa renyah melihat kelakuan kakak adik ini, sembari menatap Nero dan Erio yang sudah menjauhi mereka.