Sejak pertemuan terakhir di kafe, aku belum melihat Thomy lagi. Dia pernah sempat mengirimiku pesan, tapi aku menjawab seperlunya. Saat dia menelepon pun tidak aku angkat.
Semua demi Naren. Aku tidak ingin dia berpikir macam-macam lagi tentang Thomy apalagi sampai tahu aku bekerja di kantor lelaki itu.
Aku menikmati pekerjaan ini. Banyak hal baru yang aku dapat khususnya tentang keinginan berbagai karakter klien. Di sini juga aku banyak belajar dari senior yang lebih pengalaman seperti Mas Bari dan Febi.
"Dengar-dengan klien yang bernama Pak Gendut ada di sini," ucap Tristan seraya memasuki ruangan DG1 bersama Febi dan Mas Bari.
Aku sontak mendongak begitu pun Silvi.
"Jangan-jangan mau ketemu lo, Sil," ucap lelaki berkacamata itu lagi.
"Cie... Yang mau ketemu penggemar," ledek Febi sembari mengibaskan rambut Silvi dengan rese.
"Apaan, sih?" Silvi tampak mengerutkan alis.