Tidak seperti hari-hari biasanya ketika keluar kamar harus menyiapkan sarapan, kali ini sarapan itu sudah tersedia di meja ketika aku turun.
Kami masih di rumah bunda karena rencananya memang akan menginap selama beberapa hari. Naren menyusul kemudian. Di meja makan tampak bunda yang tengah menyiapkan sarapan pagi untuk kami, mengingatkan saat jaman masih sekolah dulu.
"Bunda masak apa pagi ini?" tanyaku begitu duduk di kursi.
"Bubur ayam spesial."
Bibi menghampiri meja makan dan meletakkan aneka sate-satean.
"Mana Naren? Suruh dia nyabu dulu."
"Aku di sini. Selamat pagi, Bunda," sahut Naren menampakan diri. Dia berjalan menuruni tangga sambil menenteng jas dan tasnya.
"Pagi menantuku yang ganteng. Ayo, sini duduk sarapan dulu."
"Ayah mana, Bun? Kita sarapan sama-sama saja."
"Sebentar lagi juga ayah turun. Tadi dia lagi baca surat kabar di balkon."
Dahi Naren mengernyit. "Surat kabar memang masih ada percetakan yang mau nerbitin surat kabar?"