Lelah berenang, kami menghampiri Bunda dan ayah yang tampak mesra di gazebo. Tikar nggak terpakai ketika masih ada gazebo kosong yang bisa kami sewa.
Keranjang piknik masih tertutup rapat saat kami datang. Mas Bagas yang tadi mengeluh lapar langsung membuka keranjang itu.
"Wuidih mantap nih, ayam bakar rica-rica made in Kanya—eh salah bunda maksudnya."
Aku melirik sebal lelaki itu. Ngeledek banget sumpah.
"Udah, makan aja tho, Gas, nggak usah godain adikmu terus," tegur bunda mengeluarkan nasi yang sudah dikepal dengan kertas nasi. Kalau acara piknik bunda nggak pernah bawa piring. Biasanya kami akan makan di bungkus nasi tersebut.
Selain ayam bakar rica, bunda juga membawa tempe dan tahu goreng. Lalapan selada dan mentimun tidak ketinggalan.
"Ini resep baru, ya, Bun?" tanya Naren begitu mencicipi ayam bakar tersebut.