(kawasan 21+)
KANYA
_______
Naren masih berpikir kalau itu cuma akal-akalan Thomy untuk mendekatiku. Dia tetap menganggap semua yang lelaki bermata biru itu katakan hanya untuk menarik simpatiku. Berdiri di antara suami dan bos itu benar-benar menyusahkan.
"Kamu nggak usah memikirkan itu, Kanya. Aku yakin 100 persen dia tertarik sama kamu. Dia selalu tertarik dengan segala yang aku miliki," tukas lelaki itu, membuatku meluruhkan bahu pasrah.
Aku memilih menutup pembahasan tentang Thomy. Yang jelas aku meminta maaf karena kemarin sudah mampir ke kafe dengan Thomy tanpa seizin Naren.
"Jangan lakukan kesalahan sepertiku dulu, Kanya. Aku kehilangan kamu karena berusaha menyembunyikan sesuatu yang kupikir demi kebaikan hubungan kita. Namun, ternyata itu seperti boomerang yang menyerangku balik."
Aku hanya mengangguk. Rasanya memang nggak enak. Sekarang aku bisa merasakan apa yang lelaki itu rasakan dulu itu. Tapi—