"Sekarang kalian sedang menggarap proyek apa?" tanya Thomy sembari menikmati makan siangnya. Sepiring batagor dengan lelehan saus kacang juga taburan acar mentimun.
"Kalau saya, sih lagi bikin logo sebuah perusahaan air minum, Pak," sahut Silvi.
"Kalau kamu?" Thomy menoleh, mata birunya menatapku, sementara mulutnya mengunyah dengan begitu santai.
"Saya sedang mendesain video edukasi tentang pentingnya pendidikan milik diknas, Pak," sahutku, membuat pria blasteran itu mengangguk-angguk.
"Nona Kanya, kita bicara kayak orang yang nggak saling kenal, ya. Terlalu formil. Panggil namaku saja seperti biasanya."
Tentu saja nggak bisa. Itu kan sebelum aku tahu kalau dia pemimpin tertinggi di kantor. Setelah tahu, aku harus profesional.
"Kayaknya nggak, deh, Pak. Di sini kan Pak Thomy pemimpin kami."
Thomy mengangkat bahu. "Terserah kamu, sih. Tapi kalau di luar kantor jangan panggil 'pak' ya?"