Niatnya cuma satu kado hadiah yang aku buka. Namun, karena penasaran dengan si pengirim akhirnya aku buka semua kado di sana. Isinya mencengangkan. Hampir semua barang branded. Tapi anehnya, nggak ada satu pun kado yang pake nama pengirim.
Aku menatap semua barang-barang itu dengan bibir berlipat. Heran, kenapa Naren tidak pernah membukanya? Malah digeletakin begitu saja di lemari. Tidak menemukan jawaban yang pasti, aku pun membereskan kembali barang-barang tersebut. Aku mengambil boks yang agak besar, dan menaruh barang-barang itu di sana.
Namun, saat sedang membersihkan kertas kado yang sudah koyak, aku menemukan sesuatu. Ada sebuah kartu ucapan yang terselip di sana. Aku menyipitkan mata dan mengambilnya.