NAREN
_______
Lantaran harus pergi kerja, Kanya terpaksa pamitan sama mama. Mama menatap sedih saat melihat Kanya mengenakan sepatu.
"Anakku jadi seperti suami pengangguran yang ngandelin istrinya bekerja sekarang," ucap mama, membuat Kanya meringis.
"Aku terima nasib kok, Ma," ucapku seraya merangkul bahu mama.
Kanya menggeleng melihat drama kami. "Ya udah, Kanya berangkat dulu, ya, Ma." Dia meraih tangan mama dan salim.
"Ma, aku antar Kanya dulu, ya."
Mama hanya mengangguk dan tampak beranjak masuk ketika aku menutup pintu.
Mama benar, aku sudah seperti suami pengangguran sekarang. Bahkan aku mengerjakan semua pekerjaan rumah. Sementara Kanya bekerja kantoran.
"Kamu antar aku sampai sini aja. Kasihan, mama sendirian," ujar Kanya saat kami keluar dari lobi gedung.
"Aku antar kamu sampai lampu merah. Akan aku pastikan kamu ke gedung seberang dengan aman."
Kanya tidak protes dan membiarkan saja saat aku masih berjalan di sisinya.