Thomy tersenyum dan menyerahkan gelas itu padaku. Aku mengucapkan terima kasih tanpa suara dan dia membalas dengan anggukan.
"Baiklah, aku akan tunggu kamu pulang saja," ucap Naren di ujung sana.
Setelahnya Naren mengakhiri panggilan. Aku lantas bergerak mengambil kopi instan di kotak penyimpanan tim DG1.
"Kamu mau?" tanyaku menawari Thomy.
Dia hanya nyengir seraya melihat kopi di tanganku, dan itu membuatku terkekeh. Kopi saset seperti ini nggak level buat dia.
"Adanya ini soalnya nggak ada waktu juga buat pesen. Ini cara praktis buat menikmati kopi," ujarku sembari menuang air panas ke gelas kopi.
"Kalau kamu mau kopi tinggal bilang ke aku tadi. Pasti aku pesankan."
"Ini sudah cukup kok." Aku mengambil sendok teh dan mengaduk isi gelas. "Lumayan buat segerin mata."
"Joseph sudah bertemu Naren tadi pagi. Kamu tahu?" tanya Thomy. Lelaki itu tampak tidak membiarkanku cepat keluar.
"Dia bilang kemarin. Tapi aku belum tahu hasilnya."