Dari bandara, Arsen langsung mengajakku menuju rumah sakit tempat Naren di rawat. Naren mengalami kecelakaan kerja ketika sedang meninjau salah satu proyek di Penang.
Ya, penerbangan sekitar dua jam lebih, kami langsung menuju Penang, Malaysia menggunakan penerbangan yang paling cepat. Beruntung Arsen bisa diandalkan. Lelaki itu bilang, begitu mendapat kabar Naren terkena kecelakaan kerja langsung memesan tiket penerbangan.
"Mbak Kanya, tenang, ya. Kak Naren baik-baik saja kok," ucap Arsen ketika kami berada di sebuah taksi.
Sepanjang perjalanan aku gelisah dan gusar. Aku belum pernah merasa cemas seperti ini sebelumnya apalagi tentang Naren. Yang ada dia selalu membuatku jengkel. Namun, kecemasanku saat ini tidak bisa ditutupi. Aku mulai menyambungkan perasaan nggak enak yang kualami sebelum Naren pergi. Rasa berat saat dia pamit juga aku hubungkan dengan peristiwa ini.