Dari bibir ciumannya turun ke leher. Sedikit meninggalkan jejak basah, lalu kembali bergerak terus ke bawah hingga sampai dada. Jemarinya menjepit puncak dadaku, dan bibirnya bermain di puncak dada lainnya.
Aku mengerang seketika mendapat serangan memabukkan seperti itu. Kembali aku dibuat mendesah dan MERINTIH. Apalagi ketika salah satu tangannya mengusap lembut bagian bawahku yang masih tertutup dengan kain hot pants. Naren menjatuhkan diri di tempat tidur dengan aku yang berada di atasnya. Lantas dengan mudah dia menarik turun hot pants yang kupakai hingga aku polos.
Aku menjatuhkan diri di pelukannya. Sementara dua tangan Naren meremas lembut dua bulatan pada pinggulku.
Dengan cepat dia membalik tubuhku dan memposisikan diri di atas. Kepalanya menunduk dan dia menyasar dadaku lagi.
Baiklah, dia memang sengaja membuatku hanya memiliki keahlian seperti ini. Dia memang sengaja membuatku seperti tidak bisa melakukan apa pun kecuali melayani dia di atas ranjang.
**