NAREN
Sekarang aku bingung mau menjelaskan apa lagi kepada Kanya tentang keberadaan Danie di apartemen Sudirman. Aku akui ini salahku. Dari awal memang tidak seharusnya membawa wanita itu ke apartemen itu.
"Kanya...."
Dia tetep diam meskipun aku merengek. Kanya terus membuat sandwich roti di cetakan waffle. Selain keju slice dan sosis, dia juga memasukkan mayonaise. Dia membuat empat potong sandwich bantal.
Kanya masih diam saat menuang susu. Bahkan ketika menyiapkan makanan di depanku wanita itu masih tetap bungkam. Aku mulai agak stres menghadapi kediamannya. Namun, aku sedikit beruntung karena telepon dari mama masuk.
"Mama mau bicara sama kamu," kataku saat kami sedang sarapan bersama dalam diam.
"Iya, Ma. Kanya bisa kok. Baik, Ma."
Entah apa yang mereka bicarakan. Aku hanya menjadi pengamat saja sembari makan.
Setelah menerima telepon dari mama, Kanya bergegas menghabiskan sarapannya.