Thomy kembali ke pantri dengan membawa satu mangkok di nampan. Dia lantas duduk tenang di kursi sambil menungguku meracik bumbu mi rebus.
"Ini mangkok punya kamu kan? Aku bawa balik ke sini lagi."
"Pak Thomy makan itu saja dulu kalau memang sudah lapar," ujarku memasukkan satu keping mie instan lagi ke dalam air mendidih.
"Aku nunggu kamu aja. Kita makan bareng."
Aku tak berkomentar setelah itu sampai mie dalam panci matang. Aku meniriskan mie ke mangkuk dan membuang air bekas rebusan. Lalu menuang air baru ke panci.
"Kamu nggak pake sekalian air rebusan mie? kan lebih praktis begitu," tanya Thomy.
"Nggak sehat, Pak. Pas direbus kan mie kering itu kayak ngeluarin zat berbahaya gitu, Pak. Dan tertinggal dalam air bekas rebusannya."
Aku mematikan kompor dan menuang air mendidih itu ke mangkok mie.
"Aku baru tau, sih. Sudah matang, ya?"