"Terima kasih."
Aku mengejar langkah Thomy yang lebih dulu berjalan sendiri di depan.
Lelaki berjambang tipis itu tersenyum. "No problem, Kanya. Kamu mau pulang sama Naren atau bareng anak-anak?"
"Sama anak-anak. Saya nggak mau kena charge gara-gara mengosongkan kursi pesawat yang sudah dibooking."
Thomy terkekeh sambil terus berjalan. "kalau pun kena charge aku yakin Naren bisa menggantinya."
Aku menggeleng. "Enggak. Saya nggak mau seperti ini. Lagi pula Naren sebentar lagi bakal check out. Dia akan pulang lebih dulu."
"Ooh."
Aku berjalan lebih cepat mendahuluinya. "Ya sudah, ya, Pak. Saya duluan."
Aku melambaikan tangan lantas segera berlari meninggalkan yang lain. Naren pasti sudah menunggu. Aku tidak mau dia mengomel gara-gara aku datang telat.
Lelaki itu sedang membereskan pakaiannya ketika aku datang. "Hai, kamu sudah pulang?" tanya dia seraya tersenyum.