NAREN
_______
"Siapa orang yang bisa saya hubungi? Pegawaimu mungkin? Supaya dia bisa menjemput kamu." Aku mengutak-atik ponsel.
Meski nggak suka, aku nggak mungkin tega membiarkan orang mabuk ini terlantar.
"Nggak ada." Danie melengos. "Aku nggak punya siapa-siapa di sini."
Aku menatapnya aneh. Namun aku mengingat sebuah nama. Nama yang tidak ingin aku hubungi seumur hidup kalau bisa. Tapi sekarang kondisinya darurat. Jadi, terpaksa aku harus menghubunginya. Si Michael direktur Indo Jaya Makmur.
Karena tak memiliki akses untuk menghubungi lelaki ajaib itu, aku meminta ponsel Danie.
"Buat apa sih?"
"Saya harus menghubungi Pak Michael. Dia pasti akan menolong kamu."
"Nggak ada baterai ponselku habis."
Aku mengembuskan napas lagi. "Kalau begitu tolong kerja samanya. Di mana gedung apartemen kamu?"
"Naren!"