"Apa rencanamu setelah ini?" tanya Naren menarik tanganku agar duduk lebih merapat.
"Ada seminar pukul dua nanti, tapi aku tahu acaranya pasti bakal ngaret." Aku kembali menusuk potongan buah di piring namun kali ini menyuapinya kepada Naren.
"Masih ada waktu buat kita sebentar," ujar Naren melempar pandang ke seberang cottage yang berbatasan dengan pantai.
Jika peserta outing dari kantorku menginap di hotelnya, Naren memilih di salah satu cottage yang ada di hotel and resort ini. Meski begitu keduanya masih ada dalam satu manajemen.
"Kami tadi melakukan beberapa lomba. Dan tim kami juara dua."
"Ya aku tahu. Aku juga tahu saat kamu merias wajah Thomy dan berpasangan dengannya lagi saat lomba bakiak."
Aku menoleh dan menyipitkan mata. "Kamu ngawasin aku?"
Naren menggeleng. "Enggak, tapi ada yang laporan padaku."
Aku menganga. Haruskah dia melakukan itu? Tapi tidak ada raut marah atau apa pun pada wajahnya. Dia bersikap seperti biasa seolah tidak terjadi apa-apa.