Tidak ada pemberitahuan atau kabar apa pun. Tahu-tahu batang hidungnya nongol di depanku. Aku ingin terkejut, tapi itu Naren. Sudah sering aku menemukan dia yang seperti ini. Tiba-tiba muncul di hadapanku nggak ada petir, nggak ada hujan.
Sekarang memang akhir pekan dan aku tahu dia libur. Tapi aku sama sekali nggak kepikiran kalau dia akan menyusul ke Lombok. Dan yang jadi pertanyaan sekarang, kapan dia sampai?
"Sejak kapan kamu di sini?" tanyaku masih berada dalam pelukannya.
"Sejak kamu keluar dari kamar."
Aku menaikkan kedua alis. "Jadi, kapan kamu sampai?"
"Semalam sekitar pukul sebelas. Kamu pasti sudah tidur."
"Pinter, ya. Nggak ngabarin aku lebih dulu."
"Kalau ngabarin itu namanya bukan kejutan dong, Sayang."
Kami lantas berjalan bersisian di tepi pantai, menikmati sejuknya angin pagi di Lombok.
"Tapi kamu jangan marah, ya, kalau aku cuekin. Karena kegiatanku bersama orang-orang kantor bakal padat di sini."