Kanya
"Kok lo datang dari sana?" tanya Febi ketika aku sampai di depannya setelah sebelumnya menyeberang jalan melalui zebra cross.
"Iya, sih, Kan?" Silvi pun sama herannya.
Aku tersenyum lebar. "Iya, gue udah pindah ke apartemen di seberang itu," ujarku menunjuk salah satu gedung paling tinggi di daerah sini.
Silvi kontan mengerjap. "Kapan lo pindah, Kan? Baru juga gue nginep lima hari di SCBD lo udah pindah ke sini aja."
Kami lantas bergerak memasuki lobi.
"Baru kemarin kok pindahnya. Hunting hari Sabtu langsung deal, besoknya langsung pindah."
Febi menyipitkan mata seraya mengusap dagu. "Gue curiga kalau Kanya sebenarnya ini anak orang tajir. Pindah tempat tinggal kayak geser tempat duduk gitu."
Aku dan Silvi saling tatap mendengar dugaan Febi. Lalu tawa kami sontak pecah.
"Bisa nyewa apartemen nggak mesti jadi orang tajir kok," ujarku masih tertawa aneh.
"Iya, kalau lo nggak gemar hidup irit juga bisa kok," sambung Silvi.