KANYA
Aku menepuk lengan Naren yang mampir ke perutku. Lalu berbalik menghadapnya.
"Kita beres-beres sekarang gimana?"
Naren langsung melepas pelukannya begitu aku bertanya begitu.
"Aku masih capek. Biarin aja dulu lah, kita beresin besok aja. Nanti aku suruh Arsen ke sini sama Bibi buat bantu-bantu pindahan."
Sekali pangeran tetap saja pangeran. Aku beranjak ke dapur untuk mengambil minuman dingin di kulkas.
"Kebetulan isi kulkas udah pada habis. Jadi kita nggak terlalu berat banget memboyong isinya. Selama di sini Silvi juga rajin masak, jadi bahan-bahan makanan udah pada habis," ujarku mengambil satu botol minuman dingin lain dan menyerahkannya kepada Naren.
"Baguslah, nanti kita belanja lagi kalau udah pindah saja," ucap Naren membuka botol minumnya.
Aku bergerak duduk di sebelahnya. "Setelah ini apartemen ini mau diapain? Kamu sewakan atau kamu jual?"
"Jual. Uangnya buat bangun rumah kita. Aku udah punya tanah yang cocok buat rumah kita nanti."