NAREN
Bercinta dengan Kanya itu ibarat obat yang menyembuhkan. Ibarat candu yang membuatku melayang. Setelah dihantam pekerjaan yang memusingkan selama lima hari di Singapura, akhirnya aku bisa menyentuh wanita itu kembali. Menjelajah kulit eksotis Kanya lagi. Membuatnya seperti cacing kepanasan.
Sudah tiga kali Kanya mendapat pelepasan. Wajahnya yang cantik memerah. Dia tampak malu-malu. Aku memaklumi. Kegiatan rutin yang terpending nyaris satu Minggu membuatnya lebih bergairah. Tiga kali meledak dalam rentang waktu yang tidak begitu jauh. Luar biasa.
Aku senang mendapati bukan hanya aku saja yang menginginkannya, tapi dia juga.
Posisiku sekarang berada di belakangnya, memeluk tubuhnya dengan pinggul yang masih bergerak konstan.