KANYA
Aku melambaikan tangan saat melihat batang hidung Naren. Mataku menyipit melihat senyumnya yang semringah. Apa cuma perasaanku, dia terlihat lebih ... istimewa. Dia hanya mengenakan kaus oblong hitam, serta celana longgar berwarna khaki. Topi putih dan sneaker yang dia pakai tampak senada. Di mataku dia lebih muda dari umurnya.
Kulit putihnya terlihat makin bening, dengan hidung seperti perosotan anak TK membuat wajahnya benar-benar makin menarik.
Naren membalas lambaian tanganku dengan senyum lebar. Dia tampak mempercepat langkah. Sementara tiga rekan lainnya di belakang mengikuti, termasuk Tania.
Aku terkejut saat Naren tiba-tiba menyambar bawah pinggul dan mengangkatku.
"Naren, turunin. Dilihat banyak orang. Aku malu."
Nih orang habis pulang dari Singapore kesambet setan apa siih? Aku bisa melihat anak buah Naren di belakang menertawakan kami.
"Aku tuh kangen banget sama kamu," ujarnya begitu menurunkan aku.