"Lo sadar nggak, Kan? Kalau Pak Thomy makin hari makin care sama lo?"
Pertanyaan itu meluncur dari Silvi saat kami berjalan bersama menuju sebuah swalayan yang ada di salah satu mall SCBD.
"Pasti gara-gara es cokelat siang tadi. Ahelah, Sil. Kan lo tau alasan dia ngasih gue itu."
Siang setelah kejadian troli di basement, sejam kemudian Bari memberiku es cokelat yang katanya dari Thomy. Alasannya buat ngobatin aku yang sempat syok. Memang agak berlebihan, tapi aku nggak mikir aneh-aneh.
"Kan dia udah nolongin lo. Gue rasa itu cukup, sih. Tapi ini lo dikirimi es cokelat juga. Kayaknya jarang deh ada orang yang nolong, terus sampe harus kirim-kirim minuman gitu kalau enggak...." Silvi menggantung kalimatnya.
"Kalau enggak apa? Kebetulan aja itu gue yang mau ketabrak dan kebetulan juga Thomy yang nolongin. Kalau lo ditolong sama dia, gue yakin lo juga bakal digituin juga." Aku membantah pemikiran silvi yang sepertinya mau ikut absurd kayak Febi.