Bersamaan dengan itu Thomy terlihat baru memasuki lobi. Wajahnya tampak kaku begitu melihatku dan Naren sedang dalam situasi seperti ini.
"Kebetulan bos kamu ada di sini." Naren kembali menyentak tanganku lalu berjalan mendekati Thomy. Mau apa dia?
"Hari ini Kanya izin tidak masuk. Ada urusan yang harus kami selesaikan," ujarnya ketika berada di depan Thomy.
Wajah Thomy yang terlihat bingung hanya mengangguk, dan membiarkan Naren menyeretku keluar dari lobi.
Cekalan Naren pada tanganku terlalu kuat. Aku nggak bisa melepaskan diri. Dia terus berjalan membawaku menuju tempat mobilnya berada. Lalu memaksaku masuk dia bahkan langsung memasangkan sabuk pengaman padaku sebelum menutup pintu mobil kembali.
Wajah dinginnya begitu keras. Dia terlihat sangat marah. Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Naren segera meninggalkan pelataran gedung berlantai 30 itu.
Dia membawaku pulang ke apartemen dan kembali menarik tanganku seolah-olah kalau tidak melakukan itu aku akan kabur.