Prolog

Tatapan dalam yang diberikan perempuan itu, membuat perasaanku nyaman. Tiap memar yang disentuhnya terasa panas. Dia menyentuh bibirku yang sobek dengan sapu tangan yang dia raih dalam saku. Kemudian gadis itu malu, dan cepat-cepat memalingkan wajahnya yang membuatnya semakin menggemaskan. Aku gemetaran, bukan karena takut, tapi karena gugup. Perbuatannya sudah kelewatan. Dia sungguh kelewatan.

Aku babak belur kali ini, Aku tidak mengerti kenapa para preman itu menargetkanku. Aku tak tau, aku tak pernah membuat masalah dengan mereka. Aku selalu menghindari masalah.

Pukulan ini kembali terasa menyakitkan, aku meringis. Wajah gadis itu menjadi khawatir sekarang

Ah... Kenapa bisa ekspresi khawatir bisa semenarik yang kau tunjukan?

Kau yang membuat aku begini...

Tanganku meraih dirinya. Aku ingin marah, karena itu aku memeluknya. Dalam momentum itu, aku semakin yakin. Aku telah lama menyadarinya. Sejak awal ini terasa tak benar? Apa yang kau sebenarnya rencanakan? kau mengacaukan segalanya.. Apa kau membenciku ? Atau sebenarnya menyukaiku? Apa yang kau pikirkan? Perbuatan para preman itu, terasa sangat berhubungan dengan prilakumu.....

Apa kau...suka aku..?

tapi sangat mustahil kau memberikan cinta untuk orang seperti diriku? Aku tak mengerti lagi perbuatanmu

Azalea...