...........
Ada sistem kasta di kelas ini, siapapun yang memiliki kekuatan dan kekayaan, siapapun yang dianugerahi wajah tampan dan cantik itulah yang memiliki pengaruh di kelas.
Kami memiliki peringkat -peringkat.
di kelas ini, sang Penguasa tertinggi adalah Azalea. Dia mempunyai kekayaan dan tampang yang menarik. Dia juga cerdas, dia juga berbakat, dia juga pandai bela diri. Hanya saja dia, bagiku..... dia adalah ....psikopat.
Melihatnya membuatku bergidik. Pesonanya bagai racun. Orang sepertinya sangat berbahaya. Berurusan dengannya mencari mati.
Azalea nampak tak pernah peduli kehadiranku di kelas.
Aku tak bersuara, tak berpendapat , berharap tak ada siapapun yang peduli.
'' Hei Bi, kayak biasa beliin gue fruitea Apple sana''
Tapi ada seseorang yang menjadikan diriku kacung, namanya Kevin.
'' Siap Kevin" jawabku sambil bergegas pergi.
Dia nampak puas dengan itu, sesuai yang kuharapkan. Kevin berada pada peringkat 10 besar.
Kevin bukan orang yang terlalu kaya, namun dia kuat sehingga orang banyak tak berani padanya.
Namaku Jeremy, bukan Bi. Memanggil Bi yang berasal dari kata Babi, mungkin karena penampilan gendutku. Di kelas ini aku berkasta sebagai rakyat biasa.
'' Jeremy, lu mau kemana?''
Ah.. suara Indah ini.
Aku perlahan melirik ke arah suara.
Itu Azalea
'' aku...mau beli minum Zae.." suaraku mengecil hampir tak terdengar
" ... Oh...''
Senyum Azalea mengarah padaku membuatku tak nyaman.
'' aku pergi dulu...'' perlahan aku pergi menjauh.
Perempuan yang berbahaya. Aku melirik ke arahnya lagi, Zae masih melihat kearahku dengan tatapan memikat itu. Ayo segera selesaikan perintah dari Kevin.
'' Bu tolong, fruittea Apple 3'' pintaku sopan.
'' namamu Jeremy ya?''
Aku bingung, namun tetap mengangguk.
" Nggak ada"
'' huh?"
" Fruittea yang kamu minta nggak ada'' ibu kantin itu menggeleng
Tapi jelas-jelas masih ada di display cooler tepat di belakang ibu itu, aku bahkan dapat melihatnya dengan jelas.
'' tapi ,itu... Masih ada'' tunjukku
'' dibilang abis ya abis.. bodoh ya!'' dia berteriak padaku membuatku kaget dan beralih ke pembeli lain, aku mencari ke tempat lain namun nihil semuanya bilang tak ada.
Apa ada yang membeli semua minuman fruittea di sekolah ini?
Masa iya?
Dengan terpaksa aku membeli minuman rasa buah yang lain. berharap Kevin masih mau menerimanya. Tapi Kevin bukanlah orang pengertian seperti itu.
Pukulan melayang kearahku,
Sakit. Tapi kutahan karena tak mau membuat Kevin lebih marah.
'' ini bukan pesanan gue goblok''
sekali lagi pukulan melayang ke arahku. Dia memukulku lagi, aku melihat ke arah teman yang menonton berharap ada yang menghentikan kegilaan Kevin.
Luar biasa Sakit. Pukulan orang kuat memang berbeda, sakit sampai terasa ingin memuntahkan sesuatu.
''tolong'' ucapku lirih
Mereka yang tak punya kekuatan mengabaikan, dan yang memiliki kekuatan merasa terhibur.
Aku tercenung melihat reaksi yang kulihat.
'' apa yang kuharapkan?''
Jeremy yang menyadari kebodohannya tanpa sadar memajang senyum tipis pada bibirnya.
Di dekat pintu kulihat Azalea melihat kearahku tanpa ekspresi, lalu tersenyum ketika mengetahui bahwa barusan aku melihat kearahnya.
Tunggu, kenapa senyum itu mengangguku? Itu senyum yang digunakannya saat dia puas akan sesuatu.
Jangan-jangan semua ini sudah direncanakan olehnya? Kenapa dia menargetkan serangan padaku?
Tunggu, apa yang sudah kulakukan sehingga dia kesal padaku?
Apa yang sebenarnya dia pikirkan?
Ditengah kebingungan itu, pukulan Kevin menjadi-jadi. Jeremy melihat ekspresi gila yang terpasang diwajah Kevin.
Itu wajah kemarahan yang besar, dia memukulku tapi kebencian yang kulihat dari matanya bukan untukku.
Dia hanya melampiaskan kemarahan kepada orang yang tak ada hubungan dengan masalahnya.
'' shit, manusia di kelas sudah gila, terutama kau Azalea...., Kau.. Psikopat gila''
guman Jeremy yang kemudian akhirnya jatuh pingsan dengan posisi terungkup.