Lily terkejut bukan main saat menemukan kedua temannya sudah duduk anteng di ruang tamunya begitu Lily membuka pintu rumah barunya. Padahal Lily sendiri yang mengirimkan alamat barunya itu kepada dua orang temannya.
"Lily." Dengan cepat Lily langsung memeluk kedua temannya dengan erat. Lily benar-benar ingin menangis sekarang, tapi Lily menahannya sekuat mungkin. Meskipun ingusnya tidak dapat di tahan.
Rena melepaskan pelukannya bersamaan dengan Yuli, kemudian menangkup pipi Lily, mengusap lembut pipi gembul itu.
"Kenapa nangis?"
"Jangan di tanya, kalau kalian tanya aku malah pengen nangis beneran." Ucap Lily sembari menyeka air matanya sendiri.
Kedua teman Lily pun hanya tersenyum lembut, membiarkan Lily menuntaskan tangisannya. Lily mungkin baru saja melewati hal yang sangat berat.
"Udah ya, jangan sedih lagi. Kita sekarang ada di sini." Lily mengangguk, sembari menetralkan nafasnya yang tersendat karena tangisannya.
