Chereads / ARKA & ANITA / Chapter 6 - chapter 6

Chapter 6 - chapter 6

Aku sudah jatuh cinta berkali-kali tapi, selalu denganmu

________

Setelah memesan makanan, mereka menikmatnya bersama dan diselingi obrolan obrolan kecil. Suasana cafe semakin ramai tapi tetap tenang dan ada alunan musik yang membuat cafe terkesan romantis.

Memang kebanyakan pelanggan disini adalah pasangan kekasih atau bahkan pasangan suami istri. Sebenarnya agak sulit mendeskripsikan keindahan cafe ini di malam hari.

Selain menikmati keindahan disini dan menikmati makanannya, arka juga menikmati paras cantik gadis dihadapannya saat ini.

"Arka"

"Kenapa?"

"Kau punya pacar?"

Arka menenggak minumannya. "Punya"

Anita menghela nafasnya, ia tidak mengerti arka sudah memiliki pasangan tapi kenapa arka terus mendekatinya dan kenapa ia memposting foto dirinya.

"Lalu, kenapa aku tidak pernah melihat pacarmu?"

"Nanti akan kutunjukan setelah ini"arka menyunggingkan senyumnya.

Anita mengangguk dan mereka kembali melanjutkan makannya. Anita juga sebenarnya agak terganggu dengan jawaban arka, ia menyesal telah bertanya tentang itu. Pikirannya juga terus bertanya-tanya siapa wanita yang beruntung menjadi pacarnya.

Sekitar pukul setengah delapan mereka memutuskan untuk keluar dari hotel itu.

"Ada tempat yang ingin kau tuju?"tanya arka sebelum menyalakan mesin.

"Tidak"

Arka bersandar pada kursi. "Kau ingin pulang?"

Ia diam sejenak lalu menggeleng. "Arka apa kau punya piano?"

"Okeh" arka segera menyalakan mesin dan menancapkan gas keluar dari area basemant serta hotel tersebut.

"Sebaiknya kau siapkan lagu yang akan kumainkan nanti"

"Sombong sekali"

Cukup peka.

Arka menoleh sejenak dan terkekeh. Tidak ada yang membuka pembicaraan, mereka berdua memilih diam sambil mendengarkan musik dari radio mobil. Sesekali juga anita menguap dan memejamkan matanya sambil menunggu tiba di tujuan.

Kurang dari dua puluh menit mereka tiba. Arka segera memarkirkan mobilnya dan mematikan mesin. Anita juga langsung membuka matanya saat merasakan mesin mobilnya mati.

"Sudah sampai?"

Arka mengangguk.

Anita mengerutkan dahinya. "Rumahmu?"

"bukan, ayo turun"arka membuka seatbeltnya.

Anita mengangguk dan mereka berdua turun dari mobil.

"Lalu ini rumah siapa?"

"Ini rumah guru les ku, ah lebih tepatnya mantan guru les ku"

"Oh, aku berjalan di belakangmu"

Arka mengangguk dan tersenyum tipis, ia langsung melangkahkan kakinya menuju pintu dengan anita yang mengekor dibelakangnya. Rumahnya juga tampak begitu sederhana dan minimalis.

Arka menekan belnya dan mereka mendengar seseorang dari dalam menyaut lalu membuka pintu.

"Wah arka, lama tidak bertemu"seseorang paruh baya ini memeluk arka.

"Ah iya paman"arka membalas pelukannya si paman ini.

Anita yang melihat mereka dari belakang hanya diam tanpa mengganggu acara reuni mereka.

Paman melepas pelukannya dan melihat anita. "Siapa ini? Pacarmu arka? Cantik sekali"

Anita membungkukkan tubuhnya. "Saya anita paman"

Paman sedikit terkejut. "Anita?"

"Paman, kau tidak mempersilahkan kami masuk?"arka menyela.

Mendengar perkataan arka, paman itu langsung mempersilahkan mereka masuk dan duduk di ruang tamu. Nuansa didalam rumah sederhana tapi terlihat mewah, bersih, dan wangi. Dindingnya juga ada beberapa lukisan dan ada beberapa medali penghargaan.

Paman itu kembali setelah membawa minum untuk tamunya itu.

"Ah iya paman tadi belum memperkenalkan nama paman ya, namaku-"

Arka langsung menyela. "Sudah tau, rian"

Paman yang bernama rian ini langsung melirik arka. "Aku bicara pada anita"

Arka sedikit tertawa. "Ah iya iya"

Mereka berbincang bersama, membicarakan tentang kenangan-kenangan mereka saat arka masih menjadi murid paman rian ini. Obrolan yang hangat dan obrolan mereka juga berlangsung hingga satu jam.

"Ah iya paman aku sampai lupa"

"Kenapa?

"Aku ingin meminjam pianomu sebentar"ucap arka beranjak dari duduknya.

Paman rian mengangguk. "Mainkan sesukamu"

Arka memegang tangan anita. "Ayo anita" arka membawa anita ke ruangan dimana ruangan itu ada piano yg besar.

Saat tiba diruangan tersebut arka langsung duduk didepan piano dan diikuti anita yang duduk disebelahnya. Anita masih terpaku dengan piano ini, begitu besar dan mengagumkan.

Anita menyentuh piano tersebut. "pertamakalinya aku melihat piano besar dengan sedekat ini, bahkan aku bisa menyentuhnya"

Arka tersenyum melihat anita yang begitu kagum pada pianonya. "Ini jenis grand piano, piano paling mahal pastinya"

"Ah kenapa kau mesti meminjam pianonya paman? Kau tidak punya?"

"Aku punya, tapi pianonya disimpan di tempat lain bukan di rumahku"

"Dimana?"

"Rahasia"

Anita berdecak. "Lagi pula aku juga tidak terlalu ingin tau"

Arka meletakan jari-jarinya di setiap tuts piano. "Oke, jadi mau request apa?"arka menoleh dan menunggu jawabannya.

"Mariage d'amour"

"Apa tidak ada yang lebih sulit lagi?"tanyanya menyombongkan diri.

Anita memutar bolamatanya. "Kenapa menyebalkan sekali orang ini ya tuhann?"

Arka tertawa mendegar perkataannya. "Oke dengarkan ya"

Arka mulai menekan tutsnya perlahan, jari-jarinya seakan menari disetiap ketukannya dan menciptakan nada nada yang indah. Berbeda dengan piano yang berada di kampus,piano jenis ini memiliki suara yang lebih baik, lebih kaya,dan lebih bulat.

Pandangan anita tidak lepas dari jari-jarinya, seperti biasa anita selalu dibuat kagum oleh permainannya. Ini bukan pertama kalinya ia melihat arka bermain piano tapi dia sudah dibuat jatuh cinta berkali-kali.

Sesekali ia juga memperhatikan wajahnya, saat bermain piano pesonanya bertambah dan anita sangat menyukai itu. Pemandangan seperti ini pasti diidamkan para wanita diluar sana.

Lima belas menit mereka berada diruangan ini, dan arka juga hanya memainkan tiga lagu yang dipilih oleh anita, karna selebihnya ia masih harus belajar lagi agar bisa lebih menguasainya.

Setelah ini mereka memilih untuk pergi dari rumah ini dan pulang. Mereka berpamitan pada paman rian yang berada di ruang tamu.

"Terimakasih paman"

"Iya arka, kau harus sering-sering kemari agar paman tak kesepian, dan jangan lupa ajak pacarmu juga"tuturnya tersenyum pada anita.

Anita hanya tersenyum kikuk pada paman rian dan tidak terlalu peduli jika paman ini menganggap ia dan arka pasangan kekasih. Mungkin ia merasa senang?

"Siap" memberi hormat padanya. "kami pulang dulu"lanjutnya dan dibalas anggukan oleh paman.

"Terimakasih paman, pianomu mengagumkan"puji anita.

"Iya"

___________

Mereka sudah tiba di rumah anita sekitar kurang dari dua puluh menit. Dan ia masih berada di mobil arka. Anita melihat jam ditangannya yg sudah menunjukan pukul 10.

"Terimakasih untuk hari ini"ucapnya yang sudah membuka pintu mobilnya dan bersiap turun.

"Aku akan mencari tempat yang bagus untuk kencan kencan kita selanjutnya"arka memberikan senyuman tulusnya.

"I-iya kau atur saja, sampai jumpa" anita turun dari mobilnya dan menutup kembali pintunya. "Hati-hati" ucapnya membungkukkan badannya di depan pintu kaca mobil untuk bicara pada arka.

Arka mengangguk. "Aku akan pergi setelah memastikan kau masuk kedalam rumah"

Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, anita langsung berbalik dan melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumah. Saat didalam anita mengintip dari jendela dan melihat arka yg melajukan mobilnya.

Ia segera masuk kedalam kamarnya dan berganti pakaian, ia juga mencuci wajahnya serta menggosok gigi. Setelah itu anita langsung merebahkan tubuhnya dikasur memeluk guling dan menutupi setengah tubuhnya dengan selimut.

Pikirannya masih terus tertuju pada kencannya hari ini dan terus terbayang-bayang wajah arka. Bibirnya juga tidak berhenti tersenyum, Sepertinya anita tidak bisa tidur malam ini.

💜💜

M

akasih buat readers setiaku :')

Aku ungu kamu.

Jangan lupa vote yoooo dan recommend ke tmn kaliann.. muachhh...