"Cil, hampir dua hari tumben enggak nongol." Ujar Rehan dengan kurang ajarnya memanggil Cicil hanya dengan nama. Menanggapi itu, Cicil hanya tersenyum tipis meskipun Aya tahu ada urat emosi yang tertahan di pelipisnya.
"Kemarin demam." Aya berjalan mendekat dan menuju ke arah Cicil.
"Kok kamu enggak bilang?" Tanya Aya menatap Cicil dengan sangat khawatir. Setelah mimpi tentang Cicil yang kedua kalinya, Aya benar-benar memikirkan Cicil tanpa henti. Aya tentu tidak bisa dan tidak ingin kehilangan Citra untuk yang kedua kalinya lagi.
"Maaf Ya. Aku langsung ke rumah sakit. Sekarang udah sembuh kok." Ujar Cicil meyakinkan Aya untuk tidak khawatir tentangnya.
"Beneran udah sembuh?" Tanya Aya lagi.
"Iya beneran. Sekarang aku ke sini cuman mau mampir aja lihat progress kalian gimana. Kalian enggak lupa kan kalau tiga hari lagi komik bakal di rilis?" Aya menepuk dahinya dengan keras. Kenapa Aya bisa lupa akan hal penting itu?