"Ya, kamu kenapa?" Aya mengernyit. Aya tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Bukannya Aya baru saja bangun tidur, lihat matahari saja belum terbit dan saat Aya melirik jam dinding besar di sana, ini masih pukul tiga pagi.
"Aku kenapa?" Tanya Aya balik dan hal itu membuat Wati juga Cicil bertanya-tanya.
"Kamu tidur sambil teriak." Aya mengernyit mendengar jawaban dari Cicil. Aya menatap Wati meminta kepastian. Maksud Aya, apakah benar Aya tidur dengan berteriak. Aya tidak memiliki gangguan tidur lain selain kutukan mimpinya.
"Iya, kita berdua lihat sendiri kamu teriak-teriak. Kamu kenapa?" Seru wati menambahkan. Sontak Aya memegangi kepalanya yang sedikit pening. Apa yang sedang terjadi? Apa mungkin sosok menyebalkan itu mencoba masuk kembali dalam tubuh Aya? Jika benar, itu sangat menyebalkan. Aya hanya ingin hidup tenang.
"Aku juga enggak tahu, aku enggak merasa mimpi buruk juga. Mending kita tidur lagi, aku masih ngantuk. Maaf ganggu kalian."