Seperti permintaan Aya, Tian benar-benar menunggu Aya. Aya berjalan dengan perlahan menuju Tian yang duduk di depan rumahnya dengan lesehan. Ada rasa bersalah di satu titik hati Aya saat melihat Tian seperti itu.
Aya mendekat dan berhenti tepat di hadapan pria itu. Aya mengernyit heran saat melihat wajah Tian yang memerah dan juga kepalanya terkantuk-kantuk.
"Tian." Panggil Aya.
Mendengar panggilan Aya, Tian mendongak dengan wajah yang sangat ceria. Seperti seorang anak kecil yang mendapatkan permen atau gula-gula.
"Aya!" Seru Tian dengan nada yang tinggi. Benar-benar menunjukkan bahwa saat ini hatinya sedang sangat bagus. Ada apa dengan Tian ini? Padahal sebelum ini mereka bertengkar.
"Ayo masuk Yan." Aya hendak melangkah masuk, namun menyadari Tian menggelengkan kepalanya dengan senyuman lebar Aya berhenti melangkah.