Sampai sekarang Aya masih belum tahu apa yang membuat Tian begitu emosian akhir-akhir ini. Aya merasa Tian yang dulu bersikap lembut sekarang hilang. Aya merasa Tian yang sekarang lebih pemaksa dan memperlakukan Aya sesuka hatinya.
Aya sampai tidak tahu harus berbuat apa untuk menghadapi Tian. Yang paling Aya takuti sampai saat ini adalah mimpi tentang Tian yang mungkin akan segera menjadi kenyataan. Aya ingin menghindari Tian agar mimpi itu tidak cepat terjadi. Tapi lihat yang terjadi semalam. Yang di lakukan Tian, benar-benar membuat Aya frustasi.
"Aya, nanti makan siang mau sama aku lagi?" Tanya Indri menyadarkan Aya dari lamunannya. Sebenarnya asik saja makan siang bersama dengan Indri, hanya saja Aya tidak bisa menyeimbangkan porsi mereka.
"Iya boleh, tapi pilih tempat lain ya. Jangan kayak kemarin."
"Oke, kalau mau kamu aja Ya yang pilih. Gantian kamu."