Gadis itu kembali ke tempat bibinya, namun baru beberapa langkah Kirana menjauh dari Raden, tiba-tiba terdengar suara orang berteriak. Saat itu juga Kirana melihat Raden tersungkur di atas tanah.
"Kamu orang baru di desa ini berani-beraninya membunuh abdiku yang paling setia!" teriak pria berkumis dengan wajah yang merah padam.
Kirana ingat betul sosok pria yang tiba-tiba menghajar Raden itu, dia adalah ayah Tarjo, kepala desa ini.
"Tunggu, hentikan! Anda sudah menuduh suamiku pak!" ucap Kirana lugas.
"Diam kau Sekar! Tidak perlu ikut campur urusan laki-laki" jawab si kepala desa menatap Kirana dengan tajam.
Wara yang sedang menikmati makan siangnya pun terhenti, kemudian menghampiri kami karena penasaran dengan apa yang sedang terjadi.
"Tidak Pak! Dia adalah suamiku, maka urusan dia jadi urusanku juga. Apa yang anda tuduhkan terhadap suamiku semuanya tidak benar!" jawab Kirana tegas.