Eka itu gak bakal berani nulis surat kayak gini, meski kita sama sama perempuan sih... Ah! Toh suratnya cuma kayak gitu, terus kenapa harus dibikin pusing? Bodo amat kali!.
Aku menyimpan suratnya di laci meja, lalu mengobrol dengan beberapa orang perempuan di baris tengah, membahas mode. Aku tak tertarik dengan mode, aku ya aku. Kalau modenya emang bagus sih mungkin aku ikut, tapi kalau modenya b aja dan pada ngikut cuma karena takut dibilang g modis, gak aku banget.
Beberapa saat kemudian, RMARE masuk kelas, dengan gaya jutek - elegan nya yang khas, menduduki bangku paling belakang, pojok. Teman teman perempuanku langsung mengikuti gerak gerik RMARE, cekikikan, mesem mesem, baper dan sewot sendiri, bilang RMARE sempurna lah, cakep lah, cool lah, dan segala 'bla bla bla' lain nya. Ku menatap mereka satu persatu dengan tatapan kosong, seolah bilang bahwa RMARE itu biasa saja, sama seperti lelaki kebanyakan, lalu apa special nya coba???.
Mereka balas menatapku, salah satu dari mereka berkata: "udahlah!, orang yang gak ngerti cinta mah diem aja!" Ucapnya sambil mengangkat sebelah alisnya, menatap ku. Aku terdiam beberapa saat, lalu kembali duduk ke bangku ku, menatap ke depan.
Aahhh... mereka tuh apa apaan sih! Lebay banget... aku akui dia cool, tapi gak se sempurna yang mereka bilang!!, come on, are you kidding me? Mereka bilang dia keren? Oke, mereka bilang dia cool? Oke, mereka bilang dia pinter? Oke, mereka bilang dia sempurna? Gak oke banget!, mereka bilang dia BAIK?!, dengan segala bukti dia menertawakan aku yang ling lung hampir mengarah ke sungai waktu itu, mengambil sepatuku dan memakainya, lalu mengagetkan ku tadi pagi, jelas jelas itu sangat sangat sangat tidak oke.
Aku melihat ke belakang, menatap tajam RMARE yang sedang memaca buku IPS, ngedumel bahwa dialah yang bikin teman temanku jadi RMARE maniak yang hakiki. Dia menatapku balik, mungkin sadar akan tatapan ku. Dia menyimpan buku pelajaran nya di meja, menyandarkan lengan ke meja sambil menjadikan telapak tangan nya alas wajah yang ditumpukan nya, tersenyum padaku, bertanya apa semuanya baik baik saja. Aku gugup, ketahuan memperhatikan nya, dan GAWAT!!! Cewek cewek yang tadi heboh membahas RMARE masih menatap RMARE, melihatnya tersenyum padaku. Aku membalik kan badan, berusaha fokus dengan tanganku, pura pura memainkan jari. Baik! Tinggal hitung detik, maka ke salah pahaman pun akan booming di sekolah. Selama ini, RMARE memang sering senyum padaku, tapi tak pernah saat ramai, apalagi menanyakan keadaan. Di kelas dia hanya senyum pada guru, menjaga kesopanan. Itupun sangat sangat jarang dan senyumnya tipis sekali. Aduhh! Apa lagi inii??!!
Sorenya, aku kembali pulang ke rumah seperti biasa, tapi RMARE menyusulku, bertemu di perempatan. "Rey, kenapa?" Ucapnya melihatku cemberut
Aku diam, tak mau menjawab. Atas ke kacauan di sekolah, aku sungguh semakin benci padanya. Se sekolah menatapku aneh, satu - dua bilang blak blakan 'dia biasa aja ah, pake pelet apa coba bisa bikin si RMARE senyum?' Bahkan tak sedikit yang bertanya langsung padaku, apa ada hubungan spesial antara aku dan RMARE?, jelas saja jawaban nya TIDAK!!!
"Woy? Napa sihh?" Ucap nya lagi
Aku menghentikan laju sepeda, turun, dan memaki makinya "mau lo tuh apa sih!!?? Gara gara lo image gua makin jelek di mata temen temen!!! Dasar jelek!" Ucapku blak blakan
Dia tertegun, tak menyangka akan di kata katai, toh aku cuma bilang dia jelek kok.
"Hah?? So.. soal apa?" Ucapnya dengan wajah heran plus melas
Aku menceritakan kejadian perihal dia senyum di kelas.
Dia menjambak jambak rambutnya sambil menggeram "ah!! Cuma senyum doang emang kenapa sih?! Lebay, gitu doang booming!, serba salah jadi cowok! Kalian bangsa bangsa cewek tuh maunya apa sih?! Baperan banget jadi manusia!" Ucapnya dengan nada tinggi
Aku kaget, bingung dia kenapa, bisa se stress itu ya ternyata???
"Hhfftth... cewek tuh ribet ya?!" Ucpnya sambil menunduk, menggaruk kepalanya
"Gak juga. Seenggaknya gak semua" ucapku membalikan badan, kembali menuju sepeda
Lengang sejenak, hingga dia menatapku lamat lamat dan bilang "Gua jelek ya?"
"Hmm" ucapku santai
"Emang kenapa?" Ucapku lagi
"Belum ada cewek yang bilang gua jelek, seenggaknya sampai beberapa menit lalu" ucapnya tertunduk
"HAHAHA!!! serius? Orang biasa aja kek gini blm pernah dibilang jelek? fantastic!" Ucapku
"Kriteria lu tinggi bnget ya? Mungkin... nama gua gak bakal pernah ada di daftar hati lu." Ucapnya sambil memalingkan wajah, menggoes sepeda dengan sangat cepat, meninggalkanku.
Aku termangu, memikirkam kata katanya
hingga aku sadar pipiku memerah, rasanya... wajahku menghangat.