Melisa terus menangis tanpa henti memandangi Rama yang tengah ditangani seorang dokter di kamar. Pandangannya terus fokus sembari menanti hasil pemeriksaan dokter. Semua nampak cemas dan gelisah termasuk Salim yang diam-diam hatinya juga ikut berkecamuk meskipun sudah menggemakan perasaan puas atas apa yang telah ia lakukan pada menantunya itu sebagai balasan karena puterinya telah disakiti dan dikecewakan oleh Rama.
"Doakan papahmu semoga baik-baik saja." lirih Alice mengusap perutnya yang kini sudah tidak rata yang merasakan kegelisahan tak terkira mencemaskan keadaan Rama tak sadarkan diri di ranjang.
"Sabar sayang. Dia pasti kuat." Zubaidah mendampingi Alice.
"Semua ini gara-gara kamu. Awas aja kalau kakakku sampai kenapa-napa. Nggak akan aku maafkan kalian!" bentak Melisa menoleh kearah Alice dan Zubaidah yang berdiri cukup jauh dekat pintu sengaja begitu untuk menghindari amukan Melisa yang bisa melewati batas.