"Maaf sayang, papah melewatkan hari berkumpul kita karena sibuk bekerja." Salim baru pulang kerja tepat malam menjelang, mencium pucuk kepala Alice yang tengah menyambutnya.
Zubaidah tengah berada di dapur mengambilkan segelas air putih setelah menyambut suaminya pulang. Alice senang melihat kepulangan ayahnya. Meskipun dalam hatinya juga ada perasaan sedih mengingat akhir-akhir ini ayahnya sering pulang malam, mungkin karena sibuk bekerja atau sdang ada masalah dalam bekerja. Tapi yang ia tahu ayahnya tidak pernah bercerita apapun tentang binisnya mau itu sedang untung maupun rugi. Karena ayahnya selalu menunjukkan raut muka baik-baik saja di hadapan anak dan istrinya.
"Nggak papa yah. Ayah capek? Mau aku pijat?" Alice menawarkan diri sambil berjalan beriringan dengan sang ayah menuju ruang keluarga.
"Papah memang capek, tapi rasanya seketika sirna bila bertemu dengan puteri kesayangan ayah ini." Salim mencubit pelan pucuk hidung Alice pelan.