Alice terdiam melamun di taman belakang rumah seorang diri. Matanya menerawang kedepan dengan tatapan kosong. Pikirannya berkelana entah kemana meratapi apa yang terjadi di depan mata, mulai masalah rumah tangga, kandungan dan perusahaan Rama.
Sudah dua hari dirinya larut dalam perasaan yang tak menentu, antara senang dan sedih tak bisa dibedakan. Bohong bila tidak ada rasa sedih mengetahui masalah yang menimpa perusahaan Rama. Nyatanya dia masih peduli pada Rama, biargimanapun juga ada keterikatan tak kasat mata dirasakannya mengingat Rama, ayah dari anak yang sedang ia kandung.
Menelisik kebelakang akan perbuatan Rama dan Intan yang masih membekas di ingatannya seolah menjadi kepuasan tersendiri bila perusahaan Rama mengalami masalah sekarang. Rasanyatidak terima melihat Rama berselingkuh, entahlah apakah dia sudah menaruh hati sepenuhnya untuk Rama. Namun satu yang pasti, ia sangat benci dengan perbuatan tidak senonoh yang dilakukan Rama dan Intan dibelakangnya.