"Yang, kamu diam aja. Biar aku yang beresin semuanya." Panji mengambil koper untuk menyimpan pakaian mereka.
Pagi ini, Panji dan Intan sudah disibukkan mengemasi pakaian mereka. Setelah berdiskusi semalam, mereka sepakat untuk pindah ke Jakarta dimana Panji akan kembali bekerja di perusahaan sang ayah lagi.
Berat memang, meninggalkan semua kenangan di rumah sederhana ini. Suka duka, mereka lewati berdua hingga hadir malaikat tercinta melengkapi mereka. Rasanya sulit untuk ditinggalkan begitu saja. Bila diberi pilihan, Panji lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah sederhana ini daripada pindah ke rumah baru.
"Mas?" Melisa melihat Reza terdiam seraya berpikir.
"Iya?" Reza menoleh.
"Kenapa?" Reza menggeleng. "Nggak papa." Melisa mengangguk, padahal ia tahu suaminya juga merasakan apa yang ia rasakan, berat untuk meninggalkan rumah penuh kenangan ini.
"Berat ya mas, ninggalin semua kenangan disini."